Manusia dan Kerusakan Hutan

Manusia dan Kerusakan Hutan

By: admin maluku utara

Hallo teman-teman, bagaimana kabar kalian saat ini? semoga baik baik saja ya...

Teman-teman sudah tahu belum? Secara astronomis, Indonesia berada pada 6^ LU, 11^ LS dan 95^ BT dan 141^ BT. Hal ini berdampak pada wilayah indonesia yang dilintasi oleh garis khatulistiwa atau garis ekuator. Posisi suatu wilayah yang berada di dekat garis ekuator ini memberikan berbagai dampak positif terhadap keanekaragaman sumber daya hayati, tak terkecuali di Indonesia. Indonesia terkenal dengan negara yang memiliki keanekaragaman hayati dan sumber daya, salah satunya adalah sumber daya hutan. Keseluruhan luas hutan yang ada di Indonesia adalah 128 juta Ha. Dan menariknya, Pulau Kalimantan serta Sumatera sebagai penghasil hutan terbesar di indonesia.  Sayangnya, jumlah tersebut terus berkurang setiap tahunnya. Di tahun 2019, luas hutan di Indonesia yang terpantau ialah 94,1 Juta Ha. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dan faktor terbesar adalah dari perilaku manusia yang senantiasa merusak alam.

                Teman-teman, banyak sekali contoh-contoh yang dapat kita lihat di koran, di majalan, di televisi, maupun di berbagai platform mengenai kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia. Sebagai contoh, Hutan Kalimantan yang ditebang abis-abisan untuk dibuat lahan pemukiman dan lahan untuk pertambangan, Hutan sumatera juga dibakar secara sengaja oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadinya, serta masih banyak lagi contoh lain yang dapat kita temukan. Berbagai cara tentu saja telah dilakukan oleh pemerintah untuk menekan angka pengrusakan hutan di indonesia. namun sampai saat ini, hasilnya belum berjalan dengan maksimal karena perilaku perusak hutan yang tetap "membandel" dan memiliki sindikat yang kuat. Selain itu, mereka juga akan kabur setelah melakukan perbuatan tak bertanggung jawab itu. Dan yang paling terparah, penebangan hutan dan pembakaran hutan yang dilakukan tidak mengikuti protokol dalam ilmu ekologi. Atau dengan kata lain, mereka menebang hutan secara sembarangan tanpa melakukan pemilahan serta tidak mengantongi izin dari pihak berwajib. kemudian setelah melakukan tindakan keji itu, mereka membiarkan begitu saja tanpa ada gerakan penghijauan atau reboisasi.

                Kerusakan hutan ini tentu saja berdampak pada kehidupan seuruh makhluk di Bumi. Mulai dari berkurangnya habitat tempat tinggal bagi hewan-hewan dan tumbuhan yang dilindungi, Kurangnya daerah resapan air, penyuplai oksigen bagi kehidupan berkurang, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja menimbulkan polemik yang tak kunjung usai terlebih bagi makhluk hidup di sekitar daerah pengrusakan yang terdampak.  Kerusakan hutan ini akan berpengaruh pada kehidupan manusia. contohnya Hewan-hewan buas yang biasa hidup di hutan akan turun ke pemukiman masyarakat karena kehilangan tempat tinggal, Kurangnya daerah resapan air yang mengakibatkan air tanah yang juga berkurang, dan berdampak pada kurangnya persediaan air ketika musim kemarau tiba, berkurangnya udara bersih di bumi, Banjir di berbagai daerah, dan tanah longsor yang terjadi akibat kurangnya daerah resapan air di kondisi tanah yang miring. Seperti kata sebuah pepatah, “apa yang kamu tanam, itulah yang kamu petik."

jangan lupa, kita selaku agen pelopor bisa mengampanyekan gerakan anti kerusakan alam serta sebagai pelapor dapat melaporkan aksi kerusakan alam yang kita lihat.

Ayo sayangi bumi kita dan menolak segala bentuk kerusakan hutan yang ada di sekitar kita!!!

Sumber foto: Kompas