By: yuspianto pasue
<p><p>Stunting dan kekurangan gizi merupakan masalah yang sudah menjadi rahasia umum di Indonesia khususnya di provinsi Sulawesi Utara, tercatat Prevalensi stunting di Sulawesi Utara (Sulut) pada tahun 2023 sebesar 21,3 persen, lebih rendah dari angka nasional yang sebesar 21,5 persen. Namun, angka ini masih memiliki selisih 2,3 persen dari target prevalensi stunting tahun 2023. Berikut adalah beberapa daerah di Sulut dengan prevalensi stunting tertinggi:</p> <p>Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dengan prevalensi 33 persen, Manado, salah satu daerah dengan prevalensi stunting tinggi. </p> <p> </p> <p>Dari data yang ada Sulawesi Utara termasuk dalam 19 provinsi yang memiliki balita gizi kurang di atas angka prevalensi nasional yaitu 19,7%. Hal ini merupakan suatu kondisi yang perlu di tanggapi dengan serius karena berkaitan dengan masa depan suatu daerah, dimana anak-anak penerus pergerakan daerah merupakan anak-anak dari daerah itu.</p> <p> </p> <p>Kegiatan intervensi Stunting dan audit kondisi ibu hamil adalah langkah tepat sejak dini yang harus dilakukan secara jujur dan transparan dengan tidak mengurangi atau menambah jumlah data yang ada karena dari data ini pemerintah pusat dan khalayak umum dapat mengetahui kondisi nyata dan melakukan langkah yang harus dilakukan sesuai kenyataan. Pengalokasian anggaran negara ke arah yang tepat seperti penyaluran bantuan langsung berupa makanan bergizi dan bahan pokok, harus tepat sasaran dan transparan agar tidak terjadi penyelewengan anggaran dari pusat ke daerah.</p></p>