By: deko hardi yansyah
Kehidupan Modern saat ini berhubungan dengan dunia internet atau dunia digital, tidak terkecuali anak-anak. Anak-anak bersosialisasi, mencari, berkreasi dan bekerja dalam dunia digital. Saat berkegiatan online, anak-anak akan bertemu dengan risiko berbahaya, baik diinginkan maupun tidak diinginkan. Bahaya informasi tidak layak anak, lebih banyak terjadi saat anak berhubungan dengan dunia digital. Oleh karena itu, anak-anak perlu belajar mengenali dan mengelola risiko, belajar dari pengalaman orang lain yang telah mengalami peristiwa buruk dari informasi tidak layak anak.
APA
SIH INFORMASI LAYAK ANAK
Di lansir dari https://web.lampungtengahkab.go.id Infromasi Layak Anaka (ILA) merupakan informasi yang sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usia anak, informasi yang melindungi anak, tidak mengandung muatan pornografi, kekerasan dan tidak menggunakan anak sebagai bahan eksploitasi, bernuansa positif dan memberikan manfaat bagi tumbuh kembang anak.
KETAHANAN
DIRI..,
Saat berkegiatan online anak dapat mengembangkan ketahanan diri digital. Ketahanan diri digital anak adalah proses anak memanfaatkan sumber daya dunia digital namun anak tetap sehat dan bahagia. Ketahanan diri digital tumbuh dari kegiatan digital, bukan melalui teori. Ketahanan diri digital tidak diperoleh dengan menghindarkan anak dari dunia digital. Akan tetapi, kegiatan online memberi kemampuan anak untuk mengenali dan mengelola risiko informasi tidak layak, yang datang ketika anak bersosialisasi, menjelajah, dan berkegiatan online.
YUKKK KENALAN…
BENTUK KETAHANAN DIGITAL WAJIB KITA TERAPAKAN
Sumber: UK Council for Internet Safety
1. Paham
Anak memahami risiko saat berkegiatan online dan anak membuat keputusan yang diajarkan tentang informasi tidak layak.
2. Tahu
Anak memahami risiko saat berkegiatan online dan anak membuat keputusan yang diajarkan tentang informasi tidak layak.
3. Belajar
Anak belajar dari pengalamannya dan mampu beradaptasi untuk memilih kegiatan online yang layak anak di masa mendatang.
4. Pulih
5.
Anak mampu memulihkan diri setelah
mengalami ketidanyamanan informasi tidak layak anak.
Ketahanan
diri digital merupakan interaksi sosial yang kompleks antara faktor eksternal
dan faktor internal yang dimiliki anak. Faktor internal anak berupa kerentanan
anak, misalnya anak merindukan kasih sayang, mencari identitas, pengalaman
mental dan kesehatan mental anak. Faktor internal tersebut tanpa disadari
memicu anak untuk mencari informasi yang tidak layak anak yang memiliki risiko
bahaya bagi dirinya. Faktor eksternal berupa pihak-pihak yang sengaja mencari
mangsa anak-anak yang memiliki kerentanan.
AKU
AGEN KONTROL SOSIAL
Kontrol
sosial di dalam diri anak dapat ditumbuhkan dengan mengajak anak untuk memahami
dirinya sebagai anggota masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, maka anak tetap
memerlukan etika seperti saat berhubungan sosial di kehidupan nyata sehari-hari
sehingga anak tetap berpikir kritis terhadap sikap dan perilakunya. Proses
belajar tersebut perlu diberikan dalam semua tingkatan usia melalui pendidikan
tentang bagaimana bersikap dan berperilaku dalam media sosial di dunia
internet. Selain itu, anak-anak yang telah terpapar dengan informasi yang tidak
layak anak memerlukan pendampingan orang tua dan konselor psikologi.
AKU
PAGAR PERLINDUNGAN
Proses
membangun ketahanan diri digital pada anak memerlukan pendapat dan keterlibatan
anak untuk menyetujui pemakaian akses internet yang dikelola sesuai umur. Orang
tua dan orang dewasa sebaiknya melibatkan anak saat memasang aplikasi
perlindungan dari informasi berbahaya. Diskusi tersebut juga menjadi sarana
untuk menunjukkan anak cara mengenali, mengelola risiko dan memberitahukan
bahwa orang dewasa dapat menolongnya.