Upaya Sosialisasi untuk Mencegah Pernikahan Dini: Kolaborasi Sekolah, Masyarakat, dan Pemerintah di Bangka Belitung

01 May.2025

By: Karya Arnando

Pernikahan Dini di Bangka Belitung: Sebuah Tantangan Pernikahan dini masih menjadi permasalahan serius di Provinsi Bangka Belitung, meskipun angka kejadian mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2018, provinsi ini menempati peringkat ke-8 di Indonesia dengan angka pernikahan dini sebesar 14,22 persen. Angka tersebut meningkat menjadi 15,48 persen pada tahun 2019 dan terus melonjak hingga 18,78 persen di tahun 2020, menjadikannya provinsi dengan angka pernikahan dini tertinggi di Indonesia pada saat itu. <img src="https://api.forumanak.id/storage/3122/85041746502601.webp" alt="poster stop pernikahan usia anak" width="290" height="435"> Faktor Penyebab Pernikahan Dini Pernikahan usia dini di Bangka Belitung disebabkan oleh dua faktor utama: <ol start="1" type="1"> <li class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; line-height: normal; mso-list: l4 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt;">Faktor Ekonomi: Keterbatasan ekonomi membuat beberapa keluarga menikahkan anak mereka lebih awal dengan harapan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Tidak jarang anak-anak dinikahkan dengan individu yang memiliki kondisi ekonomi lebih baik.</li> <li class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; line-height: normal; mso-list: l4 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt;">Faktor Sosial (Pergaulan Bebas): Kurangnya pengawasan dan edukasi mengenai kesehatan reproduksi sering kali berujung pada kehamilan yang tidak diinginkan. Akibatnya, pernikahan dini dianggap sebagai solusi untuk menutupi pelanggaran norma sosial.</li> </ol> Dampak Pernikahan Dini Pernikahan usia muda memberikan dampak negatif yang signifikan, antara lain: <ul type="disc"> <li class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt;">Tingkat Perceraian Tinggi: Emosi yang belum matang sering kali menyebabkan konflik dan perpecahan dalam rumah tangga.</li> <li class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt;">Kesehatan Ibu dan Anak: Perempuan di bawah usia 18 tahun belum memiliki kesiapan fisik dan mental untuk menghadapi kehamilan, sehingga meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi serta stunting pada anak.</li> <li class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; line-height: normal; mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt;">Putus Sekolah: Perempuan yang menikah sebelum usia 18 tahun memiliki kemungkinan empat kali lebih kecil untuk menyelesaikan pendidikan SMA dibandingkan mereka yang menikah di usia lebih matang.</li> </ul> Strategi Pencegahan Melalui Sosialisasi Untuk menekan angka pernikahan dini, diperlukan langkah-langkah strategis yang melibatkan berbagai pihak, termasuk sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Salah satu solusi utama adalah sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya pernikahan dini. Peran Sekolah Sekolah berperan sebagai agen utama dalam memberikan edukasi kepada remaja melalui: <ul type="disc"> <li class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt;">Integrasi Materi dalam Kurikulum: Dinas Pendidikan dapat memasukkan materi tentang pernikahan dini dalam pelajaran seperti Pendidikan Kewarganegaraan atau Biologi.</li> <li class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt;">Penyuluhan oleh Ahli: Mengundang tenaga medis, psikolog, dan aktivis perlindungan anak untuk memberikan pemahaman langsung kepada siswa.</li> <li class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; line-height: normal; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt;">Kegiatan Sosialisasi: Mengadakan seminar bertema "Dampak Pernikahan Dini pada Pendidikan dan Masa Depan" serta "Hak Anak untuk Berkembang Tanpa Tekanan Menikah Dini".</li> </ul> Peran Masyarakat Masyarakat memiliki tanggung jawab dalam mencegah pernikahan dini dengan cara: <ul type="disc"> <li class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo4; tab-stops: list 36.0pt;">Pertemuan Warga: Sosialisasi rutin kepada masyarakat mengenai dampak negatif pernikahan dini.</li> <li class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo4; tab-stops: list 36.0pt;">Pelibatan Organisasi Sosial: Kelompok masyarakat dapat menyelenggarakan kegiatan edukatif yang mengajak remaja untuk aktif dalam kegiatan positif.</li> </ul> Peran Pemerintah Pemerintah dapat menjadi motor utama dalam upaya pencegahan dengan: <ul type="disc"> <li class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list 36.0pt;">Menetapkan Hari Anti Pernikahan Dini: Menggelar kampanye tahunan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.</li> <li class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list 36.0pt;">Menyediakan Fasilitas Edukasi: Menyediakan pusat konsultasi gratis bagi remaja terkait kesehatan reproduksi dan perencanaan masa depan.</li> <li class="MsoNormal" style="mso-margin-top-alt: auto; mso-margin-bottom-alt: auto; line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list 36.0pt;">Program Keluarga Berencana (BKR dan GenRe): Meningkatkan akses informasi dan layanan kesehatan reproduksi bagi remaja.</li> </ul> Kesimpulan Pernikahan dini di Bangka Belitung masih menjadi isu serius yang memerlukan perhatian dan tindakan bersama. Dengan pendekatan sosialisasi yang melibatkan sekolah, masyarakat, dan pemerintah, diharapkan angka pernikahan dini dapat ditekan secara signifikan. Kolaborasi ini tidak hanya akan melindungi masa depan generasi muda tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berpendidikan tinggi.

Tags: