Dampak Buruk Pilih Kasih pada Anak: Bahaya yang Sering Diabaikan

22 Feb.2025

By: admin maluku

Pilih kasih adalah perilaku memberikan perhatian atau kasih sayang secara tidak adil kepada anak-anak dalam keluarga. Sering kali, orang tua beralasan bahwa salah satu anak membutuhkan perhatian lebih, seperti pada kalimat, “Kamu itu sudah dewasa, sedangkan adikmu masih butuh kasih sayang.” Padahal sikap ini bisa melukai hati anak yang merasa diabaikan dan menimbulkan dampak jangka panjang. Anak-anak, sejak lahir hingga dewasa, membutuhkan kasih sayang yang setara dari orang tua. Kasih sayang yang merata penting untuk perkembangan emosional, mental, dan sosial mereka. Tugas orang tua tidak hanya sebatas memenuhi kebutuhan materi, tetapi juga memberikan perhatian, melindungi, serta membimbing anak ke arah yang positif. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk memiliki anak, pasangan perlu memiliki kesiapan mental, fisik, finansial, serta pemahaman tentang pengasuhan anak yang adil.   Namun, dalam kenyataannya, banyak anak menjadi korban pilih kasih, baik disadari maupun tidak. Berikut adalah 4 dampak buruk pilih kasih pada anak yang sering diabaikan: <ul> <li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Hubungan Orang Tua dan Anak Menjadi Tidak Harmonis</li> </ul> Pilih kasih dapat merusak hubungan antara anak dan orang tua. Anak yang merasa diabaikan cenderung kehilangan rasa percaya kepada orang tuanya. Ia menjadi lebih tertutup, sulit mengungkapkan perasaan, dan bahkan menyimpan luka emosional yang mendalam. Jika luka ini dibiarkan, hubungan keluarga menjadi dingin dan konflik bisa sering terjadi. Anak mungkin tumbuh dengan memori buruk tentang perlakuan tidak adil yang ia terima. <ul> <li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Timbul Rasa Benci Antar Saudara</li> </ul> Perlakuan yang tidak adil sering kali memicu perselisihan di antara saudara. Anak yang merasa kurang dicintai cenderung menyimpan dendam terhadap saudaranya yang dianggap lebih diistimewakan. Hal ini bisa menimbulkan rasa benci yang mendalam, bahkan memicu kekerasan fisik dan verbal antar saudara. Hubungan persaudaraan yang seharusnya hangat berubah menjadi penuh konflik, membuat persaudaraan menjadi rusak. <ul> <li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Gangguan Kesehatan Mental dan Fisik</li> </ul> Pilih kasih tidak hanya berdampak pada emosi, tetapi juga kesehatan mental dan fisik anak. Anak yang merasa diabaikan lebih rentan mengalami stres, depresi dan trauma jangka panjang. Kondisi ini sering kali memicu gangguan kesehatan seperti: <ol> <li style="list-style-type: none;"> <ol> <li> Gangguan makan (nafsu makan menurun atau makan berlebihan).</li> <li>Masalah fisik seperti sakit kepala, sakit perut, kelelahan.</li> <li>Risiko penyakit kronis seperti anemia, GERD, atau bahkan gangguan mental seperti bipolar dan depresi berat.</li> </ol> </li> </ol> <ul> <li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Penurunan Rasa Percaya Diri dan Kemampuan Anak</li> </ul> Anak yang merasa tidak dicintai secara setara sering kali kehilangan kepercayaan diri. Ia mungkin merasa tidak berharga atau tidak cukup baik dibandingkan saudaranya. Hal ini berdampak pada kemampuannya untuk berkembang, baik dalam pendidikan, pergaulan, maupun karier di masa depan. Anak menjadi mudah putus asa dan kehilangan motivasi untuk mencapai potensi terbaiknya. Tindakan pilih kasih mungkin sekilas terlihat sebagai hal yang biasa-biasa saja, padahal tindakan ini sangat berdampak bagi kehidupan anak-anak. Orang tua harus lebih bijak dalam memberikan kasih sayang yang setara bagi semua anaknya agar anak dapat merasakan lingkungan yang penuh  kasih sayang, cinta, dan dukungan sehingga anak  dapat bertumbuh lebih percaya diri dan memiliki karakter yang berbudi pekerti  luhur.     Referensi Aini, N. (n.d.). Bimbingan keluarga Islami dalam menangani kasus orang tua pilih kasih terhadap anaknya (Studi di Kecamatan Suka Makmue Kabupaten Nagan Raya).   <a href="https://repository.ar-raniry.ac.id/19871/1/Nur%20Aini%2C%20170402040%2C%20FDK%2C%20BKI%2C%20085262832669.pdf">https://repository.ar-raniry.ac.id/19871/1/Nur%20Aini%2C%20170402040%2C%20FDK%2C%20BKI%2C%20085262832669.pdf</a> Sun Life. (2024, February 21). 8 persiapan pernikahan yang harus dipastikan sebelum menikah. <a href="https://www.sunlife.co.id/id/life-moments/getting-married/8-wedding-preparations-that-must-be-ensured-before-getting-marri/">https://www.sunlife.co.id/id/life-moments/getting-married/8-wedding-preparations-that-must-be-ensured-before-getting-marri/</a> Azmi, N. (2023, September 10). Berakibat buruk, ini 5 ciri orangtua pilih kasih terhadap anak.   <a href="https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/perkembangan-anak/pilih-kasih-terhadap-anak/">https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/perkembangan-anak/pilih-kasih-terhadap-anak/</a> Sarassanti, N. T. (2023, March 31). Penyebab dan dampak orangtua pilih kasih pada anak.   <a href="https://sangbuahhati.com/baca/penyebab-dan-dampak-orangtua-pilih-kasih-pada-anak/">https://sangbuahhati.com/baca/penyebab-dan-dampak-orangtua-pilih-kasih-pada-anak/</a> Tim Medis Siloam Hospitals. (2024, August 22). Mengenal gejala depresi pada anak dan penanganannya.   <a href="https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/gejala-depresi-pada-anak">https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/gejala-depresi-pada-anak</a>   Karya : Clarisa Fransina Watloly

Tags: