By: Forum Anak Butta Toa Kab. Bantaeng
Indonesia merupakan negara
majemuk yang diperkirakan terdiri dari 1.340 suku, 7.241 karya budaya, 742
bahasa, dan bermacam-macam agama maupun penganut kepercayaan, adanya perbedaan
itulah, yang menjadi salah satu keunggulan Indonesia, jika dibandingkan dengan
negara lain. Dikutip dari tirto.id, PBB
dalam "Declaration on the Elimination of All Forms of Intolerance and of
Discrimination Based on Religion or Belief", intoleransi diartikan sebagai
setiap pembedaan, pengabaian, larangan atau pengutamaan yang didasarkan pada
agama atau kepercayaan yang tujuannya atau akibatnya meniadakan atau mengurangi
pengakuan, penikmatan, atau pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan
mendasar atas dasar yang setara.
Menurut survei yang dilakukan Wahid Institute pada tahun 2018,
situasi intoleransi di Indonesia sudah mencapai angka 50%, uniknya, sikap
intoleran itu terjadi bukan hanya dengan orang yang berbeda agama, melainkan
juga terjadi antara mereka yang punya keyakinan sama tapi beda dalam menafsir
makna, keadaan ini menjadi semakin mengkhawatirkan, tatkala banyak tokoh-tokoh
keagamaan yang seharusnya memberikan nasihat perdamaian justru turut menyulut
api kebencian. Situasi ini, menciptakan efek yang rawan, banyak orang yang
memilih teman sesuai dengan kesamaan keyakinan, banyak pula orang yamg enggan
untuk sekedar bertegur sapa karena perbedaan agamanya, banyak orang saling
memusuhi, saling mencurigai, dan saling mencari-cari titik kesalahan.
Padahal, agama merupakan ajaran suci yang lahir untuk memberikan
pendidikan kepada manusia supaya menciptakan hubungan baik dengan lingkungan
sosial, dengan alam, juga dengan sang Pencipta, maka mestinya orang yang
beragama (terlepas apapun agama nya) merupakan orang yang memiliki semangat
perdamaian yang kokoh, sebab imannya menuntun ia untuk yakin bahwa apapun yang
diciptakan-Nya merupakan bagian dari makna kehidupan yang berarti, bagai
pelangi yang beraneka warna namun berhasil menghiasi langit dengan begitu
indahnya, hingga tak pantas, jika perasaan saling mengungguli dan meniadakan
itu tertanam dalam hati, membekas dalam jiwa, lalu perlahan menuntun tindakan
untuk melakukan sesuatu yang tidak berperikemanusiaan.
Kamis 8 April 2021 di Lapangan Lompo Battang Bantaeng. Kali
ini FABT membuat sebuah kegiatan dari Kluster 1 (Hak Sipil Dan Kebebasan) dimana
tujuan kegiatan ini Agar anak anak diasah dan diberi edukasi dalam memiliki
sikap toleransi yang baik. Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh anak
FABT lalu memasuki acar inti. Kita tahu, bahwa Indonesia memiliki banyak
ras, agama, suku bangsa, dan bahasa yang berbeda beda. Maka dari itu untuk
mewujudkan suatu negeri yang memiliki sikap menghargai yang tinggi, para
generasi muda yang diberikan pengetahuan mengenai sikao dan
menghargai. FABT sengaja melaksanakan kegiatan ini agar anak anak Bantaeng
memiliki jiwa saling menghargai dan menyayangi sesama sesama.
0 Komentar untuk BERTUAN “Berbeda Keyakinan Tetap Satu Tujuan”