Realisasi Peran 2P, FAD Bali Mewakili Aspirasi Anak-Anak Bali Dalam Penyusunan RKPD

By: forum anak daerah provinsi bali

Gambar 1 : Penjelasan materi RKPD Semesta Berencana Provinsi Bali tahun 2022

Sebagai wadah penyalur aspirasi anak, Forum Anak Daerah Bali (FAD Bali) mendapat kesempatan dalam menyampaikan pandanganya dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dalam rangka penyusunan Rancangan Akhir Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun 2022. Musrenbang ini diselengarakan selama tiga hari, mulai hari Rabu tanggal 7 April 2021 sampai dengan Jumat tanggal 9 April 2021. Dalam Musrenbang ini melibatkan berbagai pihak baik dari pemerintahan, tokoh masyarkat, dan berbagai mitra terkait lainya.

                                                                                                                                                                     Gambar 2 : Partisipan MUSRENBANG RKPD Provinsi Bali

            Dalam acara Musrenbang kali ini dilakukan secara virtual melalui media Zoom Meeting, peserta dari Musrenbang kali ini juga telah dibagi kedalam beberapa kelompok. FAD Bali sendiri tergabung dalam Kelompok Sub Bidang Kesejahteraan Sosial. Adapun gambaran kegiatannya dimulai dari penyampaian dan pembahasan usulan berupa belanja perangkat daerah kewenangan provinsi maupun BKK oleh Bappeda Kabupaten/Kota, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan rancangan rencana program kerja/kegiatan/sub kegiatan olehDinas Kesehatan dan  Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Provinsi Bali, Yang Ketiga dan sebagai penutup adalah diskusi pembahasan rencana dan program yang telah diusulkan. Musrenbang kali ini memfokuskan pandanganya kepada penanganan anak anak terlantar dan pembahasan mengenai kesenjangan pendidikan akibat pandemic ini.

            Musrenbang ini merupakan salah satu perwujudan nyata dari Forum Anak Daerah Bali dalam menjalankan peranya sebagai Pelopor dan Pelapor (2P). Kedepanya diharapkan suara anak dan partisipasi anak dapat terus terasa dalam proses perencanaan pembangunan sehingga setiap program yang ada di suatu daerah sesuai dengan tujuan pemenuhan dan perlindungan terhadap hak-hak anak.