By: forum anak riau
Kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara Dheayu Jihan yang
juga merupakan Jurnalis Tempo, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya, dilanjutkan dengan sambutan dari Gubernur Riau oleh Ayahanda Drs.
H. Syamsuar, M.Si. yang akrab disapa "Ayah Syam‟ oleh anak-anak di Provinsi Riau
terkait “Penyelenggaraan sekolah tatap muka di Provinsi Riau telah dilaksanakan sejak
8 September 2021 untuk siswa tingkat SMA/SMK se-Provinsi Riau dengan
pembelajaran tatap muka terbatas hanya dilakukan pada lima puluh persen siswa di
sekolah. Selama pembelajaran siswa diwajibkan menggunakan masker, menjaga jarak,
dan mencuci tangan. Proses belajar mengajar dilakukan dalam tiga pola yakni, belajar
jarak jauh, tatap muka terbatas, sekolah tatap muka/daring dengan izin orang tua.
Lancarnya kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas tentu tak terlepas dari
adanya percepatan program vaksinasi yang dilakukan dikalangan pelajar, khususnya
remaja usia 12-17 tahun. Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini, saya
menghimbau kepada kita semua agar dapat berdampingan dengan pemerintah untuk
meningkatkan keberhasilan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di Provinsi Riau.”
Tidak lupa, Ayah Syam juga mengucapkan selamat mengikuti webinar kepada
semua peserta yang hadir dan akan mengikuti rangkaian kegiatan.
“Saya mengucapkan, selamat mengikuti webinar. Semoga dengan adanya webinar ini,
menjadi wadah diskusi kita bersama, untuk menciptakan pemikiran baru yang
membangun dan bermanfaat untuk banyak pihak.” Diskusi diawali dengan beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh pembawa
acara kepada narasumber pertama yaitu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau H.
Zul Ikram, M.Pd.
Pembawa acara : “Sejak Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas sudah dimulai
pada 8 September yang lalu, bagaimana sih kira-kira
pelaksanaannya di lapangan hingga saat ini? Apakah ada
tantangan yang mungkin ditemui saat itu?”
Narasumber : “Sampai saat ini, mulai dari 8 September yang lalu, kita sudah
melaksanakan pertemuan tatap muka terbatas dengan tiga pola
atau pendekatan yaitu, pola belajar tatap muka terbatas,
kemudian pola pembelajaran daring, kemudian pola Blended
Learning, yaitu gabungan pola kesatu dan kedua. Sejauh ini
untuk di Provinsi Riau, alhamdulillah kita belum menemukan
kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di beberapa
kabupaten/kota dan sampai hari ini masih berjalan sesuai dengan
apa yang kita rencanakan.”
Pembawa acara : “Bagaimana dukungan dari orang tua siswa? Atau mungkin ada
cerita menarik yang perlu kita ketahui dari pandangan orang tua,
pak?”
Narasumber : “Dengan PTM terbatas yang kita lakukan, alhamdulillah sejauh
ini tanggapan orang tua sangat positif. Kalau bisa kami
simpulkan, hampir 90% orang tua mengizinkan anak-anaknya
mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas. Dari sisi tata
kelola pendidikan, sesuai dengan anjuran bapak Gubernur Riau,
kita memberikan pilihan kepada orang tua dan wali siswa untuk
memilih pola pembelajaran yang mana yang akan dipilih oleh
orang tua atau wali siswa. Karena keluwesan yang kita berikan,
maka sampai saat ini masih fine-fine saja, mbak. Justru bagi
saya yang menarik saat ini adalah orang tua merasa khawatir
anaknya tidak belajar di sekolah. Karena belajar di rumah itu
juga perlu pengawasan dari orang tua. Dan ternyata bagi orang
tua yang memiliki kesibukan tertentu, nah ini dapat menjadi
sebuah persoalan. Maka akan lebih banyak orang tua yang
setuju agar anaknya mengikuti PTM terbatas.”
Selanjutnya adalah sesi diskusi dengan Dokter/Praktisi Kesehatan dr. Anton Tanjung
dengan metode yang sama.
Pembawa acara : “Pertanyaan apa yang paling sering ditanyakan oleh masyarakat
seputar vaksinasi?”
Narasumber : “Pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh masyarakat
adalah “Apakah vaksin itu obat?” Mereka masih mengira bahwa
vaksin itu obat. Sementara definisi vaksin sendiri adalah sebuah
produk biologis yang berisi antigen yang diberikan kepada
seseorang untuk menimbulkan antibodi dan kekebalan fisik
pada penyakit tertentu. Jadi kalau misalnya ada yang bertanya
apakah vaksin itu obat, maka jawabannya bukan.”
Setelah berdiskusi dengan narasumber yang kedua, selanjutnya adalah diskusi dan
pembahasan dengan narasumber ketiga yaitu, Ketua Forum Anak Riau Haggilsyah Ifan.
Pembawa acara : “Bagaimana sih proses pembelajaran tatap muka terbatas di
sekolah kamu?”
Narasumber : “Pembelajaran tatap muka terbatas sudah dilaksanakan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Mulai dari pembentukan
tim satgas COVID-19 sekolah hingga aturan protokol
kesehatan. Namun yang menjadi kendala mungkin di gurunya.
Dimana kadang guru merasa lelah dan sesak nafas jika
mengajar sambil menggunakan masker. Namun mereka
mengingatkan bahwa mereka sehat dan negatif COVID-19. Jadi
mereka izin untuk melepaskan masker selama mengajar. Dan
saat hendak keluar dari kelas, guru-guru tersebut akan kembali
mengenakan masker.”
Pembawa acara : “Bagaimana pendapat kamu soal vaksinasi? Kita mau tahu
apasih vaksinasi itu dari sudut pandang anak.”
Narasumber : “Kalau menurut agil sendiri, vaksinasi itu adalah upaya dari
pemerintah untuk melindungi anak. Seperti yang kita ketahui,
vaksin itu dapat membangun imunitas didalam tubuh seseorang,
sehingga anak-anak akan terlindungi. Dan kita tahu, bahwa
pada awalnya vaksin itu hanya untuk orang dewasa. Lalu
sekitaran Juni 2021, Bapak Presiden Joko Widodo mengatakan
bahwa BPOM telah menyatakan bahwa vaksin sinovac sudah
bisa digunakan untuk anak berusia 12-17 tahun. Kemudian
disusul dengan pendapat Menteri Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak RI, Bunda Bintang Puspayoga yang
menyatakan bahwa program vaksinasi ini merupakan upaya
nyata dari pemerintah Indonesia dalam melindungi anak-anak
diseluruh Indonesia. Dan program vaksinasi ini juga sudah
disalurkan ke sekolah-sekolah sehingga dapat memudahkan
anak untuk melakukan vaksinasi.”
Sesi diskusi yang terakhir yaitu bersama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Hj.
Mimi Yuliani Nazir,Apt,MM.
Pembawa acara : “Seperti apa capaian vaksinasi di Provinsi Riau hingga saat ini?”
Narasumber : “Sebelum saya menyampaikan terkait pencapaian vaksinasi di
Riau, mungkin saya akan memulai dengan menyampaikan
terkait kasus COVID-19 yang terjadi. Untuk Provinsi Riau,
alhamdulillah angka kasus yang terjadi sudah landai. Bahkan
untuk angka kematian saat ini sudah 0 (nol), ini berarti tidak ada
penambahan kasus yang meninggal dunia akibat COVID-19 di
Provinsi Riau. Namun, bukan berarti kita harus cuek terhadap
virus corona dan justru mengabaikan protokol kesehatan.
Karena kita masih ada di masa pandemi saat ini. Seperti yang
sudah saya sampaikan sebelumnya, kasus COVID-19 di
Provinsi Riau sudah menginjak angka yang landai, ini tidak
terlepas dari adanya program vaksinasi di 12 kabupaten/kota seProvinsi Riau. Kami sudah berupaya dalam menghimbau
masyarakat mulai dari anak, remaja, dewasa, bahkan lansia
untuk bisa mengikuti vaksinasi di kabupaten dan kotanya
masing-masing. Untuk data angka prevalensi vaksinasi tenaga
pendidik dan pelajar yaitu, orang dewasa yang sudah mengikuti
vaksinasi dosis pertama sudah mencapai angka 40,40% dan
33% untuk dosis kedua. Lalu untuk anak-anak sudah mencapai
angka 36,17% untuk dosis pertama dan 15% untuk dosis kedua.
Memang agak terjadi ketimpangan antara dosis pertama dan
kedua, namun kami akan berusaha untuk menaikkan angka
prevalensi vaksinasi terhadap tenaga pendidik dan pelajar di
Provinsi Riau. Setelah berakhirnya sesi diskusi antara pembawa acara dan narasumber, maka acara
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara audiens dengan narasumber. Audiens : “Bagaimana cara untuk menstimulasi siswa agar menerima
pembelajaran dengan baik setelah sekian lama tidak melakukan
pembelajaran tatap muka?”
Narasumber : “Untuk mengatasi hal tersebut, saya selalu menginstruksikan
kepada guru-guru untuk menciptakan inovasi-inovasi dalam
proses pembelajaran. Karena dengan inovasi yang baik dan
kreativitas pembelajaran yang diberikan oleh guru akan dapat
mendorong semangat belajar anak, kemudian anak akan
termotivasi dengan baik maka pembelajaran itu insyaallah akan
bermakna.” Audiens : “Bagaimana cara pendekatan yang tepat untuk mengedukasi
orang yang lebih tua, yang sangat takut untuk divaksinasi
karena termakan isu-isu hoax tentang vaksin?”
Narasumber : “Pendekatan yang dapat dilakukan kepada orang tua itu antara
lain, bagaimana cara kita menjelaskan keuntungan dari vaksin,
bagaimana vaksin ini bekerja, dan sampaikan juga bahwa
program vaksinasi ini sudah disampaikan kebenarannya oleh
dokter, ilmuwan, pemerintah. Dimana pihak tersebut bukan lah
sembarang orang, melainkan orang-orang yang telah
melakukan riset terlebih dahulu. Sementara berita-berita hoax
itu bisa dibuat oleh siapa saja dan tidak diketahui secara jelas
sumbernya.” Audiens : “Kalau untuk rencana penerbangan, apakah anak-anak juga
perlu keterangan PCR atau anti-gen? Dan apakah anak-anak
harus menunjukkan kartu vaksin juga?”
Narasumber : “Untuk anak yang berusia 12 tahun keatas yang memang sudah
diwajibkan untuk vaksinasi, maka tetap harus mengikuti
prosedur yang sudah ditetapkan. Lalu untuk anak-anak yang
usianya belum diwajibkan untuk vaksin, yaitu berusia 12 tahun
kebawah, maka tidak ada pemeriksaan sertifikat vaksin. Namun
untuk PCR atau antigen-nya tetap harus ada. Ini merupakan
aturan berdasarkan surat yang dikeluarkan oleh Kementerian
Perhubungan RI." Berikut link video lengkap Webinar “Percepatan Vaksinasi Untuk Pembelajaran Tatap Muka Terbatas SMA/SMK Di Riau” : https://youtu.be/JH-y9NISghI
0 Komentar untuk Webinar “Percepatan Vaksinasi Untuk Pembelajaran Tatap Muka Terbatas SMA/SMK Di Riau”