By: Forum Anak Bumi Lasinrang Kab. Pinrang
<p><p style="text-align: justify;"> </p>
<h1 style="text-align: justify;">Menyusuri Jejak Warisan Budaya Bumi La Sinrang</h1>
<p style="text-align: justify;">📍 <strong>Lokasi:</strong> Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pinrang<br>📅 <strong>Tanggal:</strong> Rabu, 16 April 2025<br>📰 <em>Bagian dari pengumpulan konten edisi perdana MAHAKARYA: Warisan Bumi La Sinrang</em></p>
<p class="" style="text-align: justify;" data-start="468" data-end="847">Dalam upaya mengenalkan dan melestarikan kebudayaan, Forum Anak Bumi La Sinrang (FAMILI) memulai <em data-start="565" data-end="582">Tur #JagaBudaya</em> ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Pinrang pada Rabu, 16 April 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan lebih dalam kekayaan budaya Pinrang melalui narasumber yang memiliki pengetahuan mendalam tentang sejarah dan kebudayaan daerah ini.</p>
<p class="" style="text-align: justify;" data-start="849" data-end="1135"><strong data-start="849" data-end="862">Pak Karya</strong> dan <strong data-start="867" data-end="882">Pak Sinrang</strong>, dua tokoh penting dalam pelestarian budaya Pinrang, turut berbagi wawasan yang sangat berharga dalam sesi wawancara. Mereka berdua dikenal sebagai penyimpan banyak cerita rakyat dan pengetahuan tentang adat istiadat yang telah berkembang sejak dahulu.</p>
<p style="text-align: justify;">💬 <strong>Makassar dan Bugis: Serupa tapi Tak Sama</strong><br>Dalam diskusi awal, teman-teman FAMILI belajar bahwa banyak budaya Makassar dan Bugis yang sebenarnya mirip secara makna, tapi berbeda secara penyebutan. Contohnya:</p>
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<p><strong>Baju bodo</strong> (Makassar) = <strong>Baju tokko</strong> (Bugis)</p>
</li>
<li>
<p><strong>Siri’ Na Pacce</strong>= <strong>Siri’ Na Pesse</strong></p>
</li>
<li>
<p><strong>Sitobo laleng lipa</strong> = <strong>Sigajang laleng lipa</strong></p>
</li>
</ul>
<p style="text-align: justify;">Hal ini mengajarkan kita bahwa meskipun beda daerah, kita tetap bisa menemukan benang merah budaya sebagai kekuatan pemersatu.</p>
<p style="text-align: justify;">🎯 <strong>Budaya: Harus Diusulkan, Bukan Ditunda</strong></p>
<p style="text-align: justify;">Salah satu hal yang sangat penting disampaikan oleh pihak Dikbud adalah perlunya kita <strong>mengusulkan lebih awal</strong> ciri khas kebudayaan lokal kita ke tingkat pusat. Mengapa? Karena saat ini, banyak budaya yang diambil alih oleh daerah lain hanya karena mereka lebih cepat mengusulkan.</p>
<p style="text-align: justify;">Contoh paling nyata adalah <strong>nasu cemba</strong>, kuliner khas yang berasal dari Lembang, Pinrang. Karena belum segera diajukan, kini justru dikenal sebagai milik daerah tetangga. Tapi tenang! Kita tidak fokus menyalahkan, tapi belajar bahwa <em>melestarikan berarti juga mengamankan identitas budaya kita.</em></p>
<p style="text-align: justify;">🏛️ <strong>Museum & Taman Budaya Siap Diresmikan!</strong></p>
<p style="text-align: justify;">Dinas Kebudayaan juga berbagi kabar gembira: <strong>Museum dan Taman Budaya Kabupaten Pinrang akan diresmikan bulan Juni 2025!</strong> Ini akan menjadi rumah bagi banyak benda, cerita, dan karya budaya masyarakat Pinrang.</p>
<p style="text-align: justify;">Tak hanya itu, perlombaan permainan rakyat seperti <em>mallongga</em>, <em>maccukke</em>, dan <em>cangke</em> juga digelar rutin di <strong>Saoraja</strong> sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah kerajaan lokal. Kegiatan seni seperti pentas tari dan musik tradisional akan dilaksanakan di museum dan taman budaya sebagai pusat ekspresi anak muda.</p>
<p style="text-align: justify;">💃 <strong>Tarian Hampir Punah, Kini Bangkit Lagi</strong></p>
<p style="text-align: justify;">Ada banyak tarian khas Pinrang yang sudah jarang dikenal, seperti <em>Maggolla</em> dan <em>Tomepare Basseang</em>. Namun berkat kerja sama dengan sanggar-sanggar tari yang aktif, tarian ini kini sudah tampil hingga ke Yogyakarta dan bahkan <strong>sampai ke Malaysia!</strong></p>
<p style="text-align: justify;">Ini bukti bahwa budaya Pinrang bisa mendunia, asal kita serius menjaga dan menghidupkannya.</p>
<p style="text-align: justify;">🎒 <strong>Seniman Masuk Sekolah & Dukungan Penuh untuk Anak Muda</strong></p>
<p style="text-align: justify;">Dinas Kebudayaan juga sedang menyiapkan program dari Kemnterian Kebudayaan <em>“Seniman Masuk Sekolah”</em> di berbagai sekolah di Pinrang untuk memperkenalkan budaya langsung kepada pelajar. Dan yang paling membanggakan: <strong>Dikbud sangat terbuka bekerja sama dengan anak muda!</strong></p>
<p><strong><img style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" src="https://api.forumanak.id/storage/1267/14541746951993.webp" width="846" height="634"></strong></p>
<p style="text-align: justify;">Mereka bahkan mengajak kita untuk ikut menelusuri tradisi, permainan rakyat, kebiasaan orang tua zaman dulu, cerita rakyat dari kampung, hingga membantu mengarsipkan tarian-tarian yang belum tercatat. Jika majalah <em>MAHAKARYA</em> sudah selesai, Dikbud siap mengkaji dan memberi masukan agar hasilnya makin akurat.</p>
<p style="text-align: justify;">🗣️ <strong>Pesan untuk Anak Muda dari Kepala Bidang Kebudayaan, A. Abbas:</strong></p>
<blockquote>
<p>“Kami sangat mendukung kegiatan ini karena anak muda seperti kalian adalah harapan. Ayo bantu kami menemukan dan melestarikan kekayaan budaya Pinrang!”</p>
</blockquote>
<p class="" data-start="3744" data-end="3805">🗣️ <strong data-start="3748" data-end="3805">Pesan untuk Anak Muda dari Pak Karya dan Pak Sinrang:</strong></p>
<blockquote data-start="3807" data-end="4013">
<p class="" data-start="3809" data-end="4013">“Kami sangat mendukung kegiatan ini karena anak muda seperti kalian memiliki semangat yang luar biasa dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan. Mari bersama-sama menjaga warisan budaya kita!” - Pak Karya</p>
</blockquote>
<blockquote data-start="4015" data-end="4178">
<p class="" data-start="4017" data-end="4178">“Anak muda adalah kekuatan besar untuk masa depan kebudayaan kita. Jangan pernah lelah untuk belajar, berbagi, dan melestarikan budaya lokal kita.” - Pak Sinrang</p>
</blockquote>
<p style="text-align: justify;">📌 <strong> Warisan Itu Bukan Milik Masa Lalu, Tapi Titipan untuk Masa Depan</strong></p>
<p style="text-align: justify;">Tur budaya ini bukan sekadar jalan-jalan, tapi <em>misi pencarian jati diri budaya</em> oleh generasi muda. Sebuah langkah awal menuju <em>MAHAKARYA</em>, majalah budaya dari anak untuk daerah.</p>
<p style="text-align: justify;"> </p></p>
0 Komentar untuk 🌿 Tur #JagaBudaya Bagian 1: Menyusuri Jejak Warisan Budaya Bersama Dikbud Pinrang