FA Kota Malang Ikuti Pelatihan Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH) Bagi Forum Anak- dan Santri Sebagai Agen Perubahan Program Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender (KBG) dan Perkawinan Anak

FA Kota Malang Ikuti Pelatihan Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH) Bagi Forum Anak- dan Santri Sebagai Agen Perubahan Program Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender (KBG) dan Perkawinan Anak

By: forum anak kota malang

Halo, Anak-anak Indonesia! Bagaimana nih, kabarnya? Semoga kalian selalu diberi kesehatan yaaa. Kali ini, Bhadrika Wirasena bakal menceritakan pengalaman mengikuti Pelatihan Keterampilan Hidup (PKH) Bagi Forum Anak dan Santri Sebagai Agen Program Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender (KBG) dan Perkawinan Anak. Acara tersebut dilaksanakan di Kantor Kecamatan Kedungkandang, Jalan Mayjend Sungkono no. 17, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, 65135.

Acara dilaksanakan pada Kamis, 14 April 2022 hingga Sabtu, 16 April. Acara tersebut melibatkan Bhadrika Wirasena serta LPKIPI Indonesia. LPKIPI Indonesia adalah salah satu mitra kerja dari Unicef. Di hari pertama acara, Kamis, 14 April 2022, peserta diminta melakukan registrasi terlebih dahulu. Setelah itu, peserta bisa duduk di tempat yang ia pilih. Di hari pertama, ada pengenalan lembaga LPKIPI yang disampaikan oleh Kak Nur Sekar Asih alias Kak Ica yang merupakan Distrik Koordinator Kota Malang LPKIPI.

Di hari pertama, materinya adalah Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH), Identitas Diri, serta Berteman dan Cinta. Materi tersebut disampaikan langsung oleh Khailila Arumdapta. Peserta tidak lupa mencatat materi-materi tersebut pada notebook dan bulpen yang dibagikan oleh LPKIPI.

“Pendidikan keterampilan hidup adalah sebuah keterampilan yang kita gunakan untuk melewati rintangan hidup, contohnya: menjalin kerja sama, berpikir kritis, resiliensi, dan mengambil keputusan,” ucap Arum pada Kamis (14/4/2022). Peserta menyimak dengan antusias. Tidak hanya itu, ada juga sesi tanya jawab antara pemateri dan peserta.
Berdasarkan materi pada pelatihan tersebut, ada 13 keterampilan hidup, di antaranya:
1. Mengatur diri sendiri
2. Kreativitas
3. Berpikir kritis
4. Berpartisipasi
5. Berempati
6. Menghargai perbedaan
7. Mengambil keputusan
8. Bernegosiasi
9. Bekerja sama
10. Menyelesaikan masalah
11. Berkomunikasi
12. Resiliensi
13. Mengelola stres dan emosi

Adapun materi berteman dan cinta yang segera disahuti peserta. Melalui acara tersebut, muncul banyak sekali arti cinta yang dapat disimpulkan bahwa pengertian dan perspektif cinta bagi setiap orang berbeda. Berteman sendiri juga membutuhkan keterampilan hidup dimana kita harus mampu mengambil keputusan apakah teman itu berpengaruh baik atau buruk, berkomunikasi dengan teman, belajar menyelesaikan masalah dengan teman, serta menghargai perbedaan yang ada.

Ada pula materi yang tidak boleh ketinggalan. Yap, materi identitas diri! Materi ini disampaikan secara langsung oleh Kak Luthfi selaku Fasilitator Forum Anak Kota Malang. Melalui pemaparannya, Kak Luthfi menyampaikan bahwa identitas diri tidak hanya nama, usia, tempat tanggal lahir, maupun alamat rumah. Identitas diri juga terdiri dari bagaimana keunikan dirimu, apa kelebihan serta kekurangan, atau bagaimana perasaanmu saat ini.

Hari Jumat, 15 April 2022, acara memasuki hari kedua. Peserta tetap bersemangat dan aktif dalam acara tersebut. Hari kedua membahas tentang kebersihan diri. Di hari kedua pula, peserta dibagi menjadi 6 kelompok. Pembagian kelompok ditentukan oleh spin wheel yang diakses melalui website.

Setiap kelompok diberi kertas HVS A4 dan alat tulis sebagai perlengkapan diskusi kelompok. Tentang pengertian diskusi, digelarlah diskusi secara berkelompok. Jika dikerucutkan, pengertian bersih adalah keadaan yang bebas dari kuman dan virus yang mampu menjadi penyebab penyakit. Salah satu penyakit yang dapat menjangkit manusia yang tidak bersih adalah diare.

Adapun 8 PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sebagai berikut:
1. Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
2. Menggosok gigi minimal 2 kali sehari
3. Mandi (minimal 1 kali sehari)
4. Keramas dengan rutin (setidaknya 2 hari sekali)
5. Memotong kuku
6. Menggunakan air bersih
7. Mempraktikkan Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM)
8. Menggunakan toilet/jamban tertutup
Meskipun ada materi Manajemen Kebersihan Menstruasi, anak laki-laki juga tetap mendengar. Hal ini bertujuan supaya anak laki-laki mampu berlaku sopan dan menghargai perempuan dan menawarkan bantuan kepad teman perempuannya yang sedang menstruasi.

Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) sebagai berikut:
1. Mengganti pembalut secara berkala, sekurang-kurangnya 4 jam sekali
2. Membuang pembalut secara tepat ke tempat sampah
3. Cuci pembalut kain menggunakan air dingin dan sabun, kemudian keringkan di bawah sinar matahari
4. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum memasang pembalut baru dan melepas pembalut yang sudah dipakai
5. Sekolah harus menyediakan toilet/kamar mandi yang dapat dikunci, dipisah berdasarkan jenis kelamin, dan dilengkapi dengan sabun beserta air mengalir. Di setiap toilet perempuan, harus terdapat tempat sampah tertutup, cermin, dan temoat cuci dengan sabun dan air mengalir
6. Sekolah juga harus menyediakan pembalut cadangan, bisa dengan memberikan secara gratis atau membeli di kantin
Tidak hanya pemaparan materi dan sesi tanya jawab, dalam acara ini juga dicantumkan diskusi dalam menjawab pertanyaan mengenai studi kasus.
Selepas materi kebersihan diri, ada pula materi kesehatan reproduksi. Sebagaimana kita tahu, remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, dimana terjadi pengembangan secara fisik dan mental. Salah satu perkembangan fisik remaja adalah mulai bekerjanya organ reproduksi.

Apa saja ya, cara menjaga kesehatan organ reproduksi? Ini, nih, cara-caranya:
1. Mengganti celana dalam secara rutin (minimal 2 kali sehari)
2. Menggunakan celana dalam berbahan katun dan menyerap keringat
3. Mengganti pembalut secara berkala (setidaknya 4 jam sekali)

Di hari Sabtu, 6 April 2022, hari terakhir, peserta yang hadir tetap dikelompokkan sesuai kelompok kemarin, dan mengerjakan proyek RTL (Rencana Tindak Lanjut) yang berupa poster atau video pendek. Sebelum pemberian proyek, tentunya ada pengarahan materi terlebih dahulu tentang Kekerasan Berbasis Gender (KBG) dan Pernikahan Usia Anak (PUA).
Secara sederhana, Kekerasan Berbasis Gender (KBG) adalah istilah umum untuk setiap tindakan berbahaya yang dilakukan di luar keinginan dan didasarkan pada perbedaan yang dikonstruksi secara sosial (gender) antara laki-laki dan perempuan. Latar belakang terjadinya Kekerasan Berbasis Gender (KBG) disebabkan oleh sebagian orang menganggapnya sebagai lumrah terjadi atau diabaikan, karena adanya Kekerasan Berbasis Gender (KBG) terjadi pada kelembagaan mampu mempengaruhi kinerja korban di lembaga, serta pelaku dan korban sama-sama membutuhkan dukungan psikososial.

“Kekerasan berbasis gender dapat mencakup fisik, emosional, sosial, ekonomi, paksaan atau tekanan. Kekerasan merugikan baik secara fisik maupun mental,” papar Kak Luthfi selalu pemateri.

Tidak hanya materi Kekerasan Berbasis Gender (KBG), ada juga materi Pernikahan Usia Anak (PUA). Pernikahan Usia Anak harus dihindari karena berisiko pada kesehatan fisik dan mental anak, terhambatnya hak anak, serta keluarga miskin karena ketidaksiapan dana. Sayangnya, masih ada stigma sosial jika anak perempuan telah mengalami menstruasi berarti sudah siap untuk dinikahkan oleh orang tuanya.

Pernikahan usia anak disebabkan oleh faktor kondisi ekonomi, pendidikan yang rendah, kurangnya pemahaman akan kesehatan reproduksi, adanya nilai sosial budaya yang masih menyetujui pernikahan usia anak, dan pengasuhan yang permitif.

Setelah mendengarkan materi, peserta diminta membuat peta tubuh anak yang berisi gambar dan keterangan bagian anggota tubuh mana saja yang rentan mendapatkan kekerasan. Pembuatan peta tersebut dilaksanakan secara berkelompok. Setelah peta jadi, 2 kelompok diminta maju ke depan sesuai hasil spin wheel untuk melakukan presentation.
Pada Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk materi Pernikahan Usia Anak (PUA), setiap kelompok diberikan kebebasan untuk mengerjakannya dalam bentuk video pendek ataupun poster. Dengan upaya bersama, semoga ke depannya, kasus Pernikahan Usia Anak di Indonesia mampu menurun. (NAS)

0 Komentar untuk FA Kota Malang Ikuti Pelatihan Pendidikan Keterampilan Hidup (PKH) Bagi Forum Anak- dan Santri Sebagai Agen Perubahan Program Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender (KBG) dan Perkawinan Anak

login untuk komentar