Rapat Audit Kasus Stunting

Rapat Audit Kasus Stunting

By: forum anak slawi ayu (fasa)

Halo KaFA!!
Cegah stunting itu penting! 
Apa itu Stunting? Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi. 
Apa sih perbedaan anak yang terkena stunting dengan yang tidak? Perbedaan antara balita normal dan stunting terlihat dari sisi tinggi badan. Balita stunting terlihat lebih pendek dari balita seusianya. Namun, perbedaan yang tidak terlihat antara keduanya adalah otak anak stunting tidak terbentuk dengan baik dan dapat berdampak panjang.
Dan apa penyebabnya? Penyebab stunting bukan saja masalah sektor kesehatan akan tetapi masalah non kesehatan di antaranya masalah ekonomi, sosial budaya dan masalah lingkungan seperti perbaikan pola makan, perbaikan pola asuh, dan perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
Awal tahun 2021, Pemerintah Indonesia menargetkan angka stunting turun hingga 14% pada tahun 2024, sementara angka stunting di tahun 2021 mencapai 24%. Presiden Joko Widodo menunjuk Kepala BKKBN, Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K) menjadi Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting. 
Dokter Hasto mengatakan angka stunting disebabkan berbagai faktor kekurangan gizi pada bayi. Menurut Hasto diantara 5 juta kelahiran bayi setiap tahun, sebanyak 1,2 juta bayi lahir dengan kondisi stunting. Stunting itu adalah produk yang dihasilkan dari kehamilan. Ibu hamil yang menghasilkan bayi stunting. Saat ini, bayi lahir saja sudah 23% prevalensi stunting. Kemudian setelah lahir, banyak yang lahirnya normal tapi kemudian jadi stunting hingga angkanya menjadi 27,6%. Artinya dari angka 23% muncul dari kelahiran yang sudah tidak sesuai standar.
1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting, kurang lebih ada 5 juta anak Indonesia mengalami stunting (Studi Status Gizi Indonesia, 2021). 23% bayi lahir sudah stunting, maka intervensi harus dimulai sebelum bayi lahir bahkan sejak perempuan masih di usia remaja. Bila generasi penerus kerap mengalami stunting, akankah Indonesia melihat generasi emas-nya di 2045?
Adanya stunting menunjukkan status gizi yang kurang (malnutrisi) dalam jangka waktu yang lama (kronis). Masalah stunting di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang belum dapat diatasi sepenuhnya oleh pemerintah, hal tersebut dibuktikan dengan prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6%.Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Bukan hanya ukuran tinggi badan (pendek) yang memprihatinkan, tetapi yang lebih serius adalah dampak stunting terhadap rendahnya kecerdasan dan mempengaruhi kualitas SDM. Sehingga stunting harus dicegah untuk generasi berikutnya.
Pemerintah telah berusaha melalui Gerakan Cegah Stunting dengan 5 kegiatan :
Gerakan Aksi Bergizi : Membentuk kebiasan olahraga, sarapan dan konsumsi tablet tambah darah untuk menurunkan anemia pada remaja di sekolah
Gerakan Bumil Sehat : Meningkatkan pemeriksaan dan pengetahuan Bumil untuk meningkatkan kesehatan bumil
Gerakan Posyandu Aktif : Meningkatkan cakupan tumbuh kembang balita di Posyandu untuk deteksi dini dalam mencegah balita gizi kurang dan stunting
Gerakan Jambore Kader : Meningkatkan kapabilitas kader dalam memberikan pelayanan
Gerakan Cegah Stunting itu Penting : Mengedukasi masyarakat tentang stunting dan pencegahannya melalui pesan ABCDE
Nah di kegiatan audit kasus stunting ini, kita banyak belajar tentang “stunting”, dari kegiatan tersebut FASA membentuk beberapa tim yang dibagi untuk mensosialisasikan stunting kepada remaja-remaja melalui sekolah-sekolah di kab tegal.
Harapan kita untuk para remaja agar memahami stunting, agar untuk masa depan anak-anak Indonesia yang sehat.
Cegah stunting itu penting! Ayo pahami stunting untuk masa depan anak Indonesia yang sehat!!
Forum Anak Slawi Ayu
Batir bocah slawi ayu

0 Komentar untuk Rapat Audit Kasus Stunting

login untuk komentar